Pengertian merdeka belajar
Hal ini sesuai sejalan dengan paradigma konstruktifisme. konsep belajar konstruktifisme menekankan pada proses dan kebebasan menggali pengetahuan serta upaya untuk mengkonstruksi pengalaman, atau dengan kata lain konsep ini memberikan keaktifan terhadap siswa untuk belajar menemukan sendiri kompetensi, pengetahuan atau teknologi, dan hal-hal lain yang diperlukan guna untuk mengembangkan dirinya sendiri.
Merdeka berasal dari Bahasa Sansekerta dari kata. Maharddhika yang berarti kaya, sejahtera dan kuat dalam KBBI merdeka diartikan bebas dan berdiri sendiri (Wikipedia, 2020). Merdeka merupakan sesuatu yang diinginkan oleh setiap individu . Seperti Bung Karno bilang “ Merdeka hanyalah suatu jembatan “ yang dimaksud jembatan disini adalah satu jalan menuju dunia sama rata-sama rasa, satunya lagi menuju ke dunia sama ratap-sama tangis, tergantung bagaimana kita memilih dan mengorganisir jalan diri kita.
Merdeka dalam belajar didukung oleh hal kuat dan mendasar dalam setiap individu berguna untuk mewujudkan kesejahteraan dan kemajuan bangsa di Era New normal. Implementasi merdeka belajar sendiri memberikan kesempatan dengan sebebas-bebasnya dan senyaman-nyamannya kepada anak didik. Bapak Menteri Pendidikan Nadiem Makarim yang pertama kali mengusulkan merdeka belajar.
Setiap individu harus menerapkan sistem pendidikan yang baik sesuai dengan konsep merdeka belajar menjadi suatu gagasan dan Inovasi yang baru dengan harapan Pendidikan diindonesia semakin sukses dan generasi kedepan mampu memimpin diri serta bermasyarakat dengan baik. Gagasan tersebut menjadikan semua pendidik khususnya Mahasiswa belajar untuk menentukan keinginannya sendiri dalam hal belajar.
Pendidikan Merdeka Belajar merupakan respon terhadap kebutuhan system pendidikan pada era Revolusi Industri 4.0. Di era Revolusi Industri 4.0 kebutuhan utama yang ingin dicapai dalam sistem pendidikan yaitu penguasaan terhadap literasi baru.
Esensi merdeka belajar adalah merdeka dalam berpikir baik secara individu maupun secara berkelompok sehingga bisa melahirkan siswa – siswa yang kritis, kreatif, kolaboratif, inovatif dan partisipatif. Dengan adanya merdeka belajar keterlibatan siswa dalam pembelajaran akan meningkat. Suasana yang bahagia dapat mempengaruhi produktivitas siswa, karena ketika siswa tersebut sedang bahagia, maka produktivitasnya akan meningkat dengan sendirinya. Siswa yang bahagia cenderung akan lebih giat belajar sehingga kontribusi mereka meningkat dengan signifikan ketimbang mereka yang tidak sedang bahagia.