Perpustakaan Online Sebagai Pendobrak Motivasi Literasi

Permasalahan dalam literasi ini merupakan masalah besar yang harus dihadapi oleh negara Indonesia. Dikarenakan beberapa tahun belakangan ini daya saing negara Indonesia mengalami kencenderungan kurang berkompetisi dengan negara-negara lain dalam perkembangan tradisi baca tulis masyarakat yang dikatakan tidak dapat tumbuh dengan subur seperti yang diharapkan (Trynasari, et.al, 2017: 174). Literasi krisis ini menjadi salah satu aspek yang harus dimiliki oleh remaja Indoneisa di era globalisasi dan digital saat ini.

Adapun hasil penelitian pada tahun 2012-2014, rata-rata masyarakat Indonesia menyempatkan waktun membacanya hanya 2 hingga 4 jam per harinya. waktu yang ideal untuk membaca yakni 4-6 jam per hari yang telah menjadi standart United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO). indonesia berada diperingkat no 2 dari bawah yakni di peringkat 60 dari 61 negara dalam literasi dunia. Sedangkan menurut, Programme for Internasional Student Assessment (PISA) menyatakan bahwa minat baca dan pemahaman membaca di Indonesia menduduki peringkat 64 dari 65 negara yang berpartisipasi dengan hasil skor 396 dari skor rata-rata yaitu 496.

Bacaan Lainnya

Dari kedua penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwasannya minat baca di Indonesia sangatlah minim sekali. Praktek Pendidikan yang ada disekolah samapai saat ini masih belum melaksanakan fungsi sekolah sebagai organisasi atau tempat pembelajaran yang sebagaimana berupaya dalam pembentukan ketrampilan membaca yang dapat menunjang pembelajaran (Kemendikbud, 2016).

Untuk meningkatkan minat baca mahasiswa pemerintah menyediakan perpustakaan sebagai penunjang dan sumber informasi bagi semua kalangan. Perpustakaan sendiri berarti suatu tempat atau Gedung yang memang disediakan sebagai tempat memelihara dan menggunakan koleksi buku ataupun literatur serta bahan kepustakaan yang tersedia untuk dibaca, dipelajari, dan dibicarakan sebagai penunjang Pendidikan (KBBI 2016).

Baca Juga :  Panduan Lengkap Google Classroom ber Series

Menurut Sugi Hartati yang telah dilansir Jawa Pos, 2016 keadaan perpustakaan Indonesia ditingkat dunia memberikan kabar gembira. Perpustakaan Indonesia telah menerbitkan 30.000 judul buku setiap tahunnya. Indonesia berada diperingkat 36, dalam pembangunan perpustakaan Indonesia menang jauh dari KorSel yang menduduki peringkat 42 dan Singapura yang menduduki peringkat 59. Lalu mengapa Indonesia masih disebut sebagai negara yang minat literasinya rendah? Karena keberlimpahan buku-buku tersebut masih sulit diakses dan dinikmati para mahasiswa yang berada di daerah.

Di Indonesia sendiri telah menerapkan PUSLINE sudah cukup lama. Sebagai media penunjang pembelajaran mahasiswa. Dapat dilihat dari Lembaga Perpustakaan Nasional Indonesia yang telah mengembangkan perpustakaan secara online yag memuat banyak literatur baik dari buku, jurnal maupun yang lainnya serta dapat diakses oleh siapa saja dan kapan saja dengan website https://e- resources.perpusnas.go.id/ koleksinya pun dapat dibuka tanpa kita harus membayar hanya saja kita harus mendaftar atau login untuk bisa membuka kolesi tersebut .

Selain itu Indonesian Publication Index juga membuka perpustakaan online dengan situs web http://id.portalgaruda.org. perpustakaan ini dibuat oleh para ahli yang tergabung dalam organisasi Advance Engineering and Science pada tahun 2018. banyak yang mengatakan bahwasanya pusline ini merupakan googlenya kaum akademis, mengapa demikian? karena didalamnya terdapat literatur-literatur yang dibutuhkan dan sangat lengkap.

Pos terkait