Tinjauan Tentang Tingkat Kecerdasan (IQ)

IQ atau daya tangkap ini dianggap takkan berubah sampai seseorang dewasa, kecuali bila ada sebab kemunduran fungsi otak seperti penuaan dan kecelakaan. IQ yang tinggi memudahkan seorang murid belajar dan memahami berbagai ilmu. Daya tangkap yang kurang merupakan penyebab kesulitan belajar pada seorang murid, disamping faktor lain, seperti gangguan fisik (demam, lemah, sakit-sakitan) dan gangguan emosional. Awal untuk melihat IQ seorang anak adalah pada saat ia mulai berkata-kata. Ada hubungan langsung antara kemampuan bahasa si anak dengan IQ-nya. Apabila seorang anak dengan IQ tinggi masuk sekolah, penguasaan bahasanya akan cepat dan banyak.

Tingkatan Kecerdasan (IQ)

Tingkat kecerdasan peserta didik, mempunyai korelasi yang signifikan terhadap kemampuan belajarnya. Dalam situasi yang sama peserta didik yang mempunyai tingkat kecerdasan tinggi akan lebih sukses dari pada mereka yang memiliki tingkat kecerdasan lebih rendah. Namun demikian tidak selamanya yang mempunyai tingkat kecerdasan tinggi akan berhasil dalam pembelajaran.

Bacaan Lainnya

Kecerdasan intelegensi (Intelligence Quotient) adalah satu indeks tingkat relative kecermelangan anak, setelah ia dibandingkan dengan anak-anak lain yang seusia. Pengukuran intelegensi yang pertama dilakukan oleh Alfred Binet, pengukuran yang digunakan oleh binet mengambil perbedaan antara usia mental (MA) dan usia kronologis (CA). Menurut binet intelegensi anak akan terus bertambah sampai umur 15, di atas umur 15 yang bertambah hanyalah pengetahuannya saja.

Baca Juga :  Desain Pembelajaran PPKn untuk MI/SD Pendekatan Tematik Integratif dalam Pendidikan Abad 21

William Stern menyempurnakan tes intelegensi Binet, Stern mengembangkannya dengan istilah IQ (Intelligence Quotient) yang menggambarkan inteligensi sebagai rasio antara usia mental (MA) dengan usia kronologis (CA) dengan rumus: IQ = .MA/CA x 100.

Sedangkan Till mengklasifikasi tingkat kecerdasan peserta didik menjadi beberapa tingkatan, yang kemudian banyak dijadikan pedoman dalam melaksanakan bimbingan kepada peserta didik, tingkatan tersebut sebagai berikut:
Golongan yang terendah adalah mereka yang memiliki IQ antara 0-50.
Tingkat kecerdasan peserta didik (0-25) tergolong tidak dapat didik atau dilatih. Mereka hanya mampu belajar tidak lebih dari dua tahun. Sedangkan mereka yang tergolong dalam IQ antara 25-50 bisa dididik untuk mengurus kegiatan rutin yang sederhana atau untuk mengurus kebutuhan jasmaninya. Dua golongan ini dinyatakan sebagai keterbatasan mental, lemah pikiran atau cacat mental, ada pula yang menyebutnya dengan idiot dan imbicili.

Pos terkait