Tinjauan Tentang Tingkat Kecerdasan (IQ)

Tingkat kecerdasan peserta didik dengan IQ 50-70. 

Dikenal dengan golongan moron, memiliki keterbatasan atau kelambatan mental. Mereka dapat dididik, dapat belajar membaca, menulis, berhitung sederhana, dan dapat mengembangkan kecakapan bekerja secara terbatas.

Tingkat kecerdasan peserta didik dengan IQ antara 70-90. 

Disebut sebagai anak lambat, kelompok anak ini dapat dibantu dengan pemanfaatan metode, bahan dan alat yang tepat, di samping kesabaran guru.

Bacaan Lainnya
Tingkat kecerdasan peserta didik dengan IQ 90-110, 

Disebut juga dengan golongan menengah, yang merupakan bagian yang paling besar jumlahnya. Mereka bisa belajar normal.

Tingkat kecerdasan peserta didik dengan IQ 110-130.

golongan ini ada yang menyebutnya dengan nama peserta didik yang cepat mengerti ada juga dengan nama superior.

Tingkat kecerdasan peserta didik dengan IQ 140 ke atas.

Disebut jenius, mereka mampu belajar jauh lebih cepat dari golongan lainnya. Craig dkk menyebutkan ciri-ciri anak jenius sebagai berikut:
Belajar dengan cepat dan mudah;
Mempertahankan (menyimpan) apa yang dipelajari;
Menunjukkan rasa ingin tahu;
Memiliki perbendaharaan kata yang baik, mampu membaca dengan baik, dan menyenangi kegiatan tersebut;
Memiliki kemampuan berfikir logis, membuat generalisasi, dan melihat hubungan-hubungan;
Lebih sehat dan lebih mampu menyesuaikan diri dari pada anak-anak kelompok normal;
Dan mencari teman yang lebih tua.

Baca Juga :  Definisi Manajemen Madrasah Ibtidaiyah

Pengelompokan IQ tersebut sangat penting untuk dipahami guru sebagai dasar untuk mengetahui tingkat kecerdasan peserta didik, dalam rangka menentukan strategi pembelajaran yang efektif dan efesien bagi peserta didik, di samping itu guru harus mempunyai patokan secara sistimatis dan menyeluruh dalam melayani peserta didik agar hasil belajarnya tidak semata-mata ditentukan oleh tingkat kemampuan intelektualitasnya, namun banyak faktor lain yang dapat mempengaruhinya seperti motivasi, sikap, dan kesehatan.

Faktor–faktor yang mempengaruhi perkembangan IQ
IQ cukup memegang peranan penting untuk suksesnya seorang anak dalam belajar banyak hal. Menurut penelitian, IQ atau daya tangkap seseorang, mulai dapat ditentukan sekitar usia 3 tahun, yaitu saat ia mulai banyak mengucapkan kata-kata. Karena, ada hubungan langsung antara kemampuan berbahasa si anak dengan IQ-nya. Seorang anak yang meiliki IQ tinggi, penguasaan bahasanya akan cepat dan banyak. Tinggi rendahnya IQ seorang anak, dapat dipengaruhi oleh banyak fakor.

Secara garis besar, faktor-faktor tersebut dapat digolongkan menjadi 3, yaitu :
Faktor Genetik
Menurut hasil penelitian, kecerdasan dapat diturunkan melalui gen-gen dalam kromosom. Untuk itu, tidak heran jika ayah-ibu yang cerdas, akan melahirkan anak yang cerdas pula. Bahkan kini di luar negeri, terdapat bank sperma dari para donor pria-pria jenius.

Faktor Gizi

Gizi yang baik sangat penting untuk pertumbuhan sel-sel otak, terutama pada saat ibu hamil dan juga pada waktu bayi, yaitu pada saat sel-sel otak sedang tumbuh dengan pesatnya. Kekurangan gizi pada saat pertumbuhan, bisa berakibat berkurangnya jumlah sel-sel otak dari jumlah yang normal. Hal itu tentu saja akan mempengaruhi kerja otak tersebut dikemudian hari.

Baca Juga :  Pentingnya Zikir dalam Pengendalian Emosi
Faktor Lingkungan

Lingkungan yang baik adalah lingkungan yang dapat memberikan kebutuhan mental bagi si anak. Kebutuhan mental meliputi kasih sayang, rasa aman, pengertian, perhatian, penghargaan, serta rangsangan intelektual. Kekurangan rangsangan intelektual pada masa bayi dan balita, dapat menyebabkan hambatan pada perkembangan kecerdasannya. Untuk itu, kewajiban orang tua untuk menciptakan lingkungan keluarga yang kondusif untuk merangsang intelektual si anak dalam mengasah IQ-nya.

IQ atau daya tangkap ini dianggap tidak akan berubah sampai seseorang dewasa. Namun dalam perkembangannya, ditemukan beberapa penyebab yang dapat merubah IQ seseorang, di antaranya :
Penyebab organo-biologis.
Yaitu segala kerusakan yang terjadi pada sel-sel otak yang bisa diakibatkan oleh penyakit, tumor otak, kecelakaan, ataupun kurang gizi. Makin berat kerusakan sel-sel otak, makin berat pula gangguannya terhadap fungsi otak.

Penyebab psiko sosial

Yaitu hambatan-hambatan yang disebabkan oleh ingkungan, misalnya kekurangan rangsangan mental pada bayi dan anak. Hal ini biasanya disebabkan oleh ketidakmampuan orang tua, juga oleh faktor kemiskinan. Pada golongan sosio-ekonomi yang rendah, segala energi dari orang tua dicurahkan untuk mencukupi kebutuhan sandang dan pangan, sehingga orang tua tidak mempunyai waktu untuk mendidik anak-anak. Kebanyakan anak-anak itu dibiarakan tumbuh sendiri dan meniru apa yang mereka lihat di lingkungannya.

Penyebab kelainan kromosom

Terjadinya kelainan kromosom dapat menyebabkan anak-anak menjadi terbelakang mentalnya. Dala dunia kedokteran, anak-anak yang menderita keterbelakangan mental termasuk dalam golongan “mongoloid” karena memiliki penampilan yang sama, seperti bentuk tubuhnya pendek gemuk, jari tangannya pendek, matanya sipit dan ujungnya miring ke atas, hidungnya pesek, mulutnya kecil dengan ujung ke bawah. Anak-anak ini tentunya memiliki IQ rendah.

Pos terkait