Teknik Penulisan dan Penyuntingan Bahan Berita Jenis Artikel

Berita ditulis dengan menggunakan 5W+1H, agar berita itu lengkap, akuran dan sekaligus memenuhi standar teknis jurnalistik. Artinya, berita itu disusun dalam pola yang baku dan mudah dipahami isinya oleh pembaca, pendengar atau pemirsa.

Menurut Haris Sumadiria, dalam praktek penulisannya, para journalis atau wartawan dalam emnulis berita memperhatikan unsur-unsur dalam merumuskan beritanya yaitu dengan rumus 5W+1H dan struktur piramida terbalik, karena berpijak kepada 3 asumsi:
1) Memudahkan khalayak pembaca yang sanagt sibuk, untuk segera menemukan berita yang diaggap menarik atau penting yang sedang dicari atau ingin diketahuinya.
2) Memudahkan wartawan dan editor memotong bagian-bagian berita yang dianggap kurang atau tidak penting ketika dihadapkan kepada kendala teknis, misalnya berita terlalu panjang atau ruang yang etrsedia sangat terbatas.
3) Memudahkan para journalis dalam menyusun pesan berita, melalui rumus baku yang sudah sangat dikuasainya. Sekaligus untuk menghindari kemungkinan adanya fakta atau informasi yang terlewatkan, sehingga tidak dilaporkan.

Bacaan Lainnya

Mengenai unsur-unsur penulisan berita yang dikenal dengan 5W+1H. Jani Yosef, menyatakan rumusan 5W+1H, terdiri atas:
What : Menginformasikan apa yang terjadi,
Who : Menginformasikan siapa yang etrkait dengan peristiwa,
Why : Menginformasikan kenapa atau mengapa hal itu terjadi,
Where : Menginformasikan dimana kejadia atau peristiwa itu terjadi,
When : Kapan peristiwa terjadi dan kapan pernyataan itu disampaikan,
How : Bagaimana peristiwa itu terjadi.

Tambahan lain, menurut Hikmat dan Purnama Kusumaningrat mengenai teknik penulisan berita, yakni penulisan berita dimulai dengan ringkasan atau klimaks dalam alinea pembukanya, kemudian dikembangkan lebih lajut dalam alinea-alinea berikutnya dengan memberikan rincian cerita secara kronologis atau dalam urutan yang semakin menurun daya tariknya. Alinea-alinea berikutnya yang memuat rincian berita disebut tubuh berita dan kalimat pembuka yang memuat ringkasan berita disebut teras berita atau lead.

Baca Juga :  Peraturan Pemerintah RI Nomor 57 Tahun 2021 tentang Standar Nasional Pendidikan

Setelah data dan informasi terkumpul lengkap. Selanjutnya wartwan melakukan penulisan naskah berita. Naskah berita, yaitu 5W+1H. Tujuannya, agar setiap wartawan terinci mudah dimengerti oleh khalayak pembacanya.

Selain itu, struktur penulisan berita menggunakan piramida terbalik. Tujuannya agar setiap penulisan berita wartawan dapat tersusun dengan sistematis. Maksudya, penulisan berita pada alinea pertama merupakan inti berita atau isi keseluruhan dari berita. Setelah itu, tubuh berita dan penutup. Dalam piramida terbalik, semakin turun alinea maka semakin kurang pentingnya isis berita itu. Jadi dapat dipahami penulis, piramida terbalik merupakan aturan yang sudah baku dari teknik penulisan berita.

Menyunting dilakukan setelah kegiatan emnulis. Menulis adalah kegiatan berkomunikasi sama seperti komunikasi lisan, pesan yang efektif dan tepat akan memudahkan si penerima pesan untuk memahaminya dan penulis yang baik ialah penulis yang mampu menggunakan teknis menulis berbeda yang disesuaikan sasaran tulisan dan tujuan penulisan itu. Menyunting merupakan proses pemeriksaan kembali naskah dari sisi bahasa dan konten atau isi.

Mengedit berita tidaklah semata-mata memotong berita dan memasukkannya kedalam kolom yang tersedia. Namun juga memperhatikan cara menyunting atau mengedit berita, inilah dua hal utama dalam merumuskan penyuntingan suatu berita:
1) Mencegah terjadinya kesalahan-kesalahn
a) Salah ejaan dan struktur kalimat
b) Kesalahan fakta-fakta
c) Kesalahan pada struktur
2) Menjaga hal-hal yang tidak dikehendaki
a) Masuknya unsur-unsur pendapat
b) Adanya pengulangan kata atau kalimat yang mubazir
c) Mengoreksi agar jangan ada fakta yang tertinggal
d) Menjaga adanya kata atau kalimat yang dapat menimbulkan pencemaran nama baik atau salah tulis gelar dan nama narasumber
e) Mengoreksi dan mengantisipasi berita yang sudah basi atau sudah dimuat sebelumnya
f) Menjaga masuknya berita bohong/ koreksi keakuratan berita.

Baca Juga :  Pemutakhiran Data Pokok Pendidikan Dasar dan Menengah Semester II Tahun Ajaran 2019/2020

Dari tugas dan fungsi yang disebutkan diatas, bahwa seorang redaktur yang menjalankan fungsi menyunting haruslah seorang wartawan juga yang mengetahui pekerjaannya secara baik dan luas pengetahuannya, baik bahasa maupun pengertian hokum pers. Editor terdiri dari:
a) Redaktur
Bertugas memilih dan menilai berita yang masuk atau akan dimuat, mengawasi seluruh tugas redaksi, membentuk dewan redaksi dan memimpin redaksi serta bertanggung jawab terhadap isis surat kabar.
b) Make Up Editor
Memusatkan semua berita-berita, gambar-gambar yang telah diolah oleh dewan redaksi dan memuatnya didalam surat kabar. Serta menentukan tempat-tempat/ posisi penyajian berita. Make up editor bertanggung jawab atas baik buruknya, menarik tidaknya penghiasan halaman surat kabar.
c) Copy raeder
Bertanggung jawab terhadap kekeliruan mengenai fakta-fakta, dan mengtahui mengenai struktur/bentuk berita dan cara-cara penulisan berita. Bertanggung jawab terhadap pernyataan yang mengandung fitnah, penghinaan, dan kekeliruan dalam thypografi.
d) Wartawan
Memberikan interprestasi mengenai peristiwa penting yang baru terjadi, memperjelas background tentang berita yang baru terjadi, dan memeberikan analisa tentang kemungkinan yang terjadi dari suatu peristiwa tersebut.

Dari penjelasan teori diatas, diperlukan seseorang yang benar-benar terampil. Tidak hanya terampil dalam mengemukakan gagasan (dalam bahasa lisan atau tulisan), tetapi juga terampil didalam menerapkan tanda baca, ejaan, serta berbagai kompetensi lain yang berkaitan dengan pekerjaannya.

Pos terkait