Pengembangan Pembelajaran (kurikulum) dan Perangkat Bahan Ajar PAUD Holistik Integratif, didasarkan pada prinsip prinsip yang akan diuraikan berikut ini:
1. Pelayanan yang holistik maksud dari pelayanan yang holistik terhadap anak usia dini adalah pemenuhan atas kebutuhan anak usia TK (4-6 tahun) yang dilayani secara esensial, utuh dan terpadu melalui pelayanan yang sistematik dan terencana mencakup layanan kesehatan, gizi, pengasuhan, perlindungan dan rangsangan pendidikan.
2. Pelayanan yang tidak diskriminatif Pelayanan yang diberikan sebagai penyelenggara pembelajaran Anak Usia Dini yang Holistik Integratif adalah memberikan pelayanan sesuai kebutuhan anak usia 4-6 tahun tanpa membedakan latar belakang, sosial ekonomi, suku dan agama. Dengan tetap memperhatikan empat prinsip hak anak yaitu kepentingan terbaik untuk semua, perkembangan kelangsungan hidup, menghargai pendapatnya dan non diskriminasi.
3. Berbasis budaya yang konstruktif Pemberian layanan anak usia 4-6 tahun dengan menggali budaya-budaya lokal yang konstruktif dalam bentuk pelayanan kegiatan bermain anak.
4. Good govermance. Adanya koordinasi dan kerjasama lintas sektoral, serta kemitraan antar institusi pemerintah, lembaga penyelenggara layanan dan organisasi terkait, baik lokal, nasional, maupun internasional, dalam penyelenggaraan Pendidikan anak usia TK Holistik Integratif.
5. Berorientasi pada kebutuhan anak Kegiatan pembelajaran pada anak harus senantiasa berorientasi pada kebutuhan anak. Anak Usia Dini adalah anak yang sedang membutuhkan upaya-upaya pendidikan untuk mencapai optimalisasi semua aspek perkembangan baik perkembangan fisik maupun psikis, yaitu intelektual, bahasa, motorik dan sosio emosional.
6. Belajar melalui bermain. menggunakan media edukatif dan sumber belajar yang aktif, inovatif, kreatif, dan menyenangkan. Bermain merupakan sarana belajar anak usia dini. Melalui bermain anak diajak untuk bereksplorasi, menemukan, memanfaatkan, dan mengambil kesimpulan mengenai benda di sekitarnya, melalui media dan sumber pembelajaran dapat berasal dari lingkungan alam sekitar atau bahan-bahan yang sengaja disiapkan oleh pendidik / guru, melalui kegiatan-kegiatan yang menarik, menyenangkan untuk membangkitkan rasa ingin tahu anak, memotifasi anak untuk berpikir kritis, dan menemukan hal-hal baru. Pengelolaan pembelajaran hendaknya dilakukan secara demokratis, mengingat anak merupakan subyek dalam proses pembelajaran.